Topeng Cirebon adalah topeng yang biasa digunakan
untuk kesenian tari topeng. Terbuat dari kayu yang cukup lunak dan mudah
dibentuk. Namun tetap dibutuhkan ketekunan, ketelitian yang tepat, serta butuh
waktu yang lama dalam proses pembuatannya. Terdapat 5 jenis topeng Cirebon yang
paling pokok dalam dimensi topeng Cirebon, salah satunya adalah Topeng
Panji.
Topeng Panji menggambarkan kesucian manusia yang
baru lahir. Kedoknya berwarna putih, mata liyep, pandangan merunduk dan senyum
kulum. Raut wajahnya menunjukan seorang yang alim, tuturkata lemah lembut
dan gerakan yang halus. Dalam Topeng Cirebon, Panji ditampilkan dalam sajian
karakter halus seperti halnya tokoh Arjuna dalam cerita wayang. Menggambarkan
seseorang yang berbudi luhur, penuh kesabaran dan tahan atas segala godaan. Ini
tercermin dari iringan musik yang bertolak belakang dengan tariannya.
Tari topeng Panji adalah tarian paradoks.
Koreografinya lebih banyak diam. Inilah yang menyebabkan tari topeng panji
kurang disukai oleh penonton. Tarian ini di iringi oleh beberapa lagu yang
terangkai menjadi satu struktur musik yang panjang dan sulit. Lagu pokoknya
adalah Kembang Sungsang yang dilanjutkan dengan lagu lontang gede, oet-oetan,
dan pamindo deder.
Panji
berasal dari kata siji (satu, atau pertama), mapan sing siji (percaya kepada
Yang Satu). Gerak tarinya senantiasa kecil dan lembut, minimalis dan lebih
banyak diam. Kata Mutinah (dalang topeng asal Gegesik, Cirebon), menarikan
topeng Panji itu kaya wong urip tapi mati, mati tapi urip. Ungkapan tersebut
adalah untuk menjelaskan, bahwa topeng Panji itu memang tidak banyak gerak,
seperti orang yang mati tapi hidup, hidup tapi mati.
Topeng
Panji menggambarkan kesucian manusia yang baru lahir. Kedoknya berwarna putih,
mata liyep, pandangan merunduk dan senyum kulum. Raut wajahnya menunjukan
seorang yang alim, tuturkata lemah lembut dan gerakan yang halus.
Geraknya
halus atau lembut, tetapi musiknya keras. Kekontrasan itu digambarkan sebagai
seorang yang sudah mampu mengendalikan hawa nafsu dan tidak mudah tergoda oleh
segala yang bersifat keduniawian. Ia adalah gambaran manusia marifat, manusia
insan kamil, yang tindak-tanduknya tidak akan goyah sedikit pun ketika
menghadapi berbagai macam cobaan. Dia tetap tenang dan tawakal.
Pada
zaman kerajaan Majapahit, tari topeng Panji adalah tarian untuk menghadirkan
kekuatan semesta yang paradoksal. Dengan tarian ini, maka asas paradoks
semesta, kelaki-lakian dan keperempuanan, dihadirkan. Dewa pencipta itu sendiri
dihadirkan lewat mitos dan lambang Panji. Panji adalah paradoks itu sendiri. Ia
bersifat laki-laki dan perempuan, ia matahari dan bulan, ia siang dan malam, ia
hidup dan mati. Waktu dan ruang paradoks ada dalam diri dewa ini.
Topeng tak sekedar perwujudan dari
sebuah sifat yang menakutkan ataupun menyimpan banyak rahasia. Topeng juga
disajikan lewat sebuah karya seni tarian yang selalu menyimpan cerita mistis.
Topeng menyajikan sebuah tarian, pewayangan, maupun drama dengan lakon berbeda.
Tari yang berasal dari Kota Cirebon mempunyai pesan terselubung baik dari
warna, jumlah topeng, maupun jumlah gamelan yang mengiringi pertunjukkan tari
tersebut. Jumlah keseluruhan topeng ada 9 buah, yaitu panji, samba, rumyang,
patih, rahwana, pentul, samblep, jinggananom, dan aki-aki. Dari kesembilan
topeng ini hanya 5 yang pokok yakni panji, samba, rumyang, patih, dan kelana.
Topeng panji sendiri dapat dikatakan sebagai kesucian bayi karena warnanya yang
putih.
Cerita panji beraneka macam
ragamnya, awal mulanya ada seorang raja bernama Prabu Bramawijaya kehilangan seorang
puterinya. Sang puteri kabur dari istana karena enggan dijodohkan dengan lelaki
yang tak pernah ia cintai. Akhir cerita sang Prabu memerintahkan Panji
Asmorobangun menyamar menjadi rakyat biasa untuk menemukan puterinya Dewi
Sekartaji. Alkisah, keduanya saling mencintai.
Panji sendiri dapat disimpulkan
sebagai cerita rakyat yang berkembang dengan berbagai versi mengikuti disetiap
jamannya. Ande lumut, bawang merah bawang putih, timun mas, dan lainnya
merupakan sekumpulan dari cerita panji yang tersaji menjadi legenda jawa. Panji
juga dapat dikatakan sebagai sebuah cerita dalam drama wayang seperti Ramayana
dan Mahabrata. Cerita Panji juga dimunculkan sebagai identitas kebesaran
raja-raja yang pernah berkuasa di tanah jawa.
Topeng panji sendiri di deskripsikan
sebagai topeng putih yang ornamen, motif, serta hiasannya terlihat berupa
stilasi bunga-bunga dan sulur seperti kembang kliyang dan bunga tiba.
Mencerminkan sikap menunduk dan luruh panji terlihat sebagai sosok yang paling
suci mewakili semua sifat dalam 4 arah angin. Hidungnya digambarkan lurus,
kecil, dan lancip. Karena semakin besar bentuk hidung atau semakin mancung
menggambarkan bahwa sosok panji adalah sosok yang kuat dan gagah. Pada dasarnya
cerita panji adalah sekumpulan cerita pada masa Hindu-Budhha di Jawa yang
berkisar tentang kisah asmara Panji Asmorobangun dengan Dewi Sekartaji.
So, dapat disimpulkan bahwa cerita
topeng panji adalah turunan dari kisah asmara Panji dan Dewi Sekartaji yang
berkembang di legenda Jawa.
0 Komentar