TAYUBAN
Tayuban konon lahir di lingkungan kraton dan digunakan
untuk menghormati tamu-tamu agung juga digunakan untuk acara-acara
penting seperti pelakrama agung (perkawinan keluarga Sultan), tanggap
warsa, peringatan ulang tahun, papakan, atau sunatan putra dalem.
Tayuban kemudian menyebar dan berkembang
di masyarakat dengan pengaruh negatif baik datangnya dari luar maupun
dari dalam.
Waditra yang digunakan adalah laras pelog, gendang, bedug, saron, bonang
dsb. Wiyaga berjumlah 15 orang.
Busana Wiyaga bendo, baju taqwa, kain batik dan celana sontok. Busana
Ronggeng kembang goyang, melati suren, sanggung bokor, cinatok, sangsangan,
krestagen dan alat perhiasan.
|
TARI KLASIK
Tari klasik adalah salah
satu jenis tarian yang berkembang pada zaman kejayaan Kesultanan Cirebon.
Secara garis besar Tari
Klasik ada 3 jenis :
1. Tari Tradisional (tari Baksa, Sintren, Lais dsb)
2. Tari Klasik Cirebon (tari topeng, Ludaya, lengep, gatot kaca, dsb.)
3. ari Kreasi Modern (tari Merak, Kijang, Kupu kap, dsb.)
Waditra yang digunakan
kendang, saron, penerus, bonang, jengglang, tutukan gong, dsb. Daerah
penyekarannya terutama di lingkungan Kraton Kesepuhan Cirebon Daerah Wilayah
III. Fungsi kesenian sebagai hiburan untuk menghormati tamu-tamu agung atau
dalam resepsi kenegaraan.
JARAN LUMPING
Jaran Lumping dahulu disebut juga Jaran
Bari dari kata Birahi atau Kasmaran, karena mengajarkan apa dan bagaimana
seharusnya kita mencintai Allah dan Rasulnya. Oleh karen aitu tarian Jaran
Lumping digunakan sebagai alat dalam mengembangkan agama Islam.
Yang menciptakan Jaran Lumping adalah Ki Jaga Naya dan Ki Ishak dari Dana
Laya Kecamatan weru. Waditra yang digunakan yaitu bonang kecil, bonang Gede,
panglima, Gendang, Tutukan, Gong, dan Kecrek.
sarana lainnya Damar Jodog, Sesajen, Pedupaan, Bara Api/Aran dan Jaran
Lumping 5 buah yaitu Jaran Sembrani, Jaran Widusakti, Jaran Widujaya, Jaran
Sekadiu.
Busana penari menggunakan ikat wulung gundel meled, udeng merah, sumping
kantil dan melati,selendang, rompi, celana sontok, kestagen/bodong dan kain
batik.
|
WAYANG KULIT
Wayang Kulit adalah pertunjukan yang garapannya terdiri dari gabungan
beberapa cabang seni (satu dengan yang lainnya saling menunjang, serempak dan
harmonis). Sebagai pokok/penonjolan yang diutamakan memakai peraga wayang.
Pagelaran wayang bersifat universal (gabungan dari beberapa seni). unsur
yang melengkapi dalam garapan pertunjukan wayang adalah seni sastra,
karawitan, drama, seni rupa dan seni pentas.
|
GENJRING RUDAT
Pada awalnya Seni Rudat hanya berkembang di pesantren-pesantren, namun
kemudian seni yang bernafaskan Islam ini berkembang pula di masyarakat umum.
Munculnya kesenian berawal dari tumbuhnya semangat perjuangan masyarakat
dalam upayanya melawan penjajah yang dipimpin oleh seorang pangeran dari
Kesultanan Kanoman Cirebon.
Bersama pimpinan-pimpinan pesantren ia menyusun kekuatan dengan
mengajarkan ilmu beladiri pada para santri. Kegiatan tersebut kemudian
disamakan dengan membentuk gerakan-gerakan berbentuk tarian. Maka dalam
tarian Rudat, kita akan melihat perpaduan gerak silat, dzikir dan gerakan
sholat, kemudian diiringi dengan lantunan puji-pujian yang mengagungkan asma
Allah dan Rasulnya.
Adapun alat musik yang digunakan dalam pertunjukan Rudat adalah perangkat
genjring, trebang dan bedug.
|
ANGKLUNG BUNGKO
Angklung Bungko adalah kesenian daerah Cirebon khas dari desa Bungko di
Kecamatan Kapetakan. Waditra yang digunakan adalah gendang, tutukan, klenong
dan gong. Urutan tari Angklung Bungko adalah tari Panji,
Benteleye, Bebek Ngoyot, Ayam Alas. Kesenian Angklung Bungko dipentaskan dalam acara adat seperti nadran, dan
unjung buyut.
|
SINTREN
Sintren atau Lais menurut dugaan sudah
ada sejak zaman animisme dan dinamisme, dimana pada zaman itu digunakan sebagai
salah satu alat untuk berkomunikasi dengan arwah para leluhur.
Pada zaman perkembangan agama Islam di Cirebon juga digunakan sebagai
media dakwah dalam menyebarkan agama Islam, dimana sangat banyak pesan-pesan
terselubung yang mencerminkan falsafah agama Islam.
Waditra yang digunakan pada Sintren adalah buyung tanah, bumbung/ruas
bambu, kendi tanah dan kecrek. Para pelaku adalah seorang dalang sintren atau
lais bodor, wiyaga 4-7 orang, juru dupa, juru kawih sebanyak 12 orang.
|
WAYANG BABAD
Wayang babad Cirebon
diciptakan oleh Ki Dalang Askadi Sastra Suganda dari Cangkring Plered Cirebon.
Cerita yang diangkat
biasanya sejarah, legenda, cerita babad ataupun dongeng seperti golek papak
Cirebon.
Waditra yang digunakan
adalah gamelan salendro dan pelog, genjring santri/rebanan, solawatan,lagu-lagu
kemandu lakon.
GEMBYUNG
Gembyung pada dasarnya sama dengan Kesenian Brai, namun waditra yang
digunakan lebih maju dari pada brai.
|
BEROKAN
Seni Berokan atau Barongan adalah jenis kegiatan yang menggunakan alat
utama berokan atau barongan yaitu suatu bentuk tituan kepada binatang singa
dan tiruan badan Singa Duga yang dimainkan oleh seorang dalang yang menyusup
ke dalam tiruan tubuh raksasa sambil mengoceh dengan meniup terompet yang
disimpan di dalam mulut.
Fungsi kesenian ini adalah menyebarkan agama Islam di Cirebon tempo dulu.
Waditra yang digunakan adalah terbang, gong, bambu, terompet, gendang dsb.
|
BRAI
Brai berasal dari kata birahi atau
kasmaran yaitu cinta kepada Allah. Karena itu bernafaskan Islam dan berkembang
sejak zaman Sunan Gunung Jati dan digunakan sebagai sarana pengembangan
ajaran agama Islam. Waditra yang digunakan adalah 2 buah terbang dan gendang.
Busana yang digunakan adalah busana muslim lengkap dengan jilbabnya bagi
pemain wanita dan bagi pemain pria baju takwa, kopiah dan sarung.
|
QASIDAH
Kesenian Qasidah
tumbuh dan berkembang di Cirebon hampir setiap wilayah terutama di mushola atau
masjid, pesantren, di lembaga-lembaga Islam dsb.
Kesenian Qasidah
bernafaskan Islam untuk mengembangkan agama Islam. Waditra yang digunakan
adalah genjring berbagai ukuran, gendang, kecrek, gitar dsb.
Busana yang digunakan
adalah busana muslim lengkap dengan jilbabnya bagi pemain wanita dan bagi
pemain pria menggunakan baju taqwa, kopiah dan sarung.
WAYANG GOLEK SUNDA
Merupakan kesenian
Cirebon yang keberadaannya sudah lebih 300 tahun yang lalu. Hal ini terbukti
dari jenis boneka Wayang Golek menurut pengukurannya oleh para ahli. Jenis
Wayang Golek ini merupakan kesamaan dari jenis Wayang Kulit yang telah ada sebelumnya.
Dikatakan persamaan karena wanda dan warna cat/sunggingan tidak begitu berbeda.
Wayang Golek bahan
dasarnya dari kayu dan bulat seperti wujud manusia. Cerita yang dibawakan
berasal dari India yaitu Mahabarata dan Ramayana
Seni Reog Cirebonan
merupakan kesenian pertujukan rakyat dan merupakan media yang sangat ampuh
dalam menyiarkan syiar Islam pada zaman para wali.
Waditra yang digunakan
yaitu 4 buah dodog, trompet, 4 buah angklung, kecrek, gendang, 2 buah ketipung,
gong dan rebab. Busana yang dipakai yaitu ikat kepala, baju kampret, sarung
poleng, selendang dan pengais dodog.
Pantun Sunda merupakan
salah satu jenis tradisional daerah Cirebon bagian timur dengan pelaku satu orang
berperan sebagai dalang pemetik kecapi, juru kawi, dan pelawak.
REBANA
Rebana adalah salah satu
jenis kesenian/musik religi yang dinyanyikan lagu-lagu berirama sholawat dengan
menggunakan bahasa arab yang berisi tentang sanjungan-sanjungan kepada para
Nabi, Shohabat serta Sang Khaliq. Alunan musik Rebana menggunakan instrumen
macam-macam Rebana, Markis dan dilengkapi dengan keyboard.
TARLING KLASIK
Tarling Klasik adalah
kesenian khas daerah Cirebon yang lahir diperkirakan tahun 1934 dan hingga saat
ini masih populer digemari baik oleh masyarakat regional maupun nasional.
Alat musik yang
digunakan sangat sederhana yaitu gitar atau guitar dan bangsing/suling miring
dilengkapi oleh alat musik lainnya seperti gong kendi, kecrek sendok, gendang
terbuat dari tong sabun diberi karet untuk mengiringi lagu khas Cirebonan. Dari
2 buah alat musik gitar dan suling lahirlah kesenian yang disebut TARLING yang
merupakan akronim dari kegua kata gitar dan suling.
SANDIWARA
Sandiwara adalah
kesenian teater yang berkembang di Cirebon diperkirakan berkembang sejak tahun
1945. Seni sandiwara merupakan salah satu jenis seni hiburan, di dalamnya ada
tarian seperti Tari Serimpi, tari Bedaya dan dilanjutkan dengan cerita yang
diambil dari babad Cirebonan/cerita rakyat.
Waditra yang digunakan
adalah rancak bonang, kemyang, saron, titil, penerus, gong, gendang, seruling
dsb.
GONG RENTENG
Gamelan Renteng yang pertama sampai
sekarang masih ada dan tersimpan di Musium Kraton Kesepuhan. Konon Gamelan
itu hadiah dari Kerajaan Mataram pada masa pemerintahan Sunan Gunung Jati
Sych Maulana Syarief Hidayatullah.
Tabuhan Renteng berfungsi sebagai tabuhan untuk upacara adat terutama
untuk menyambut tamu agung, selain itu juga digunakan untuk alat dakwah dalam
menyebarkan agama Islam.
Waditra yang digunakan adalah Kromong (bonang kecil) 14 buah, Kromong
(bonang gede) 19 buah, Panglima 5 buah, Gendang besar 1 buah, gendang kecil 1
buah, Tutukan (keblug) 2 buah, Gong besar kecil 2 buah, kecrek(ecek ebres).
Wiyaga berjumlah 9 orang dan menggunakan busana baju takwa kain batik,
keris dan ikat kepala, wulung agreman.
Gamelan Renteng juga digunakan sebagai gamelan pengiring tarian Jaran
Lumping.
|
TARI TOPENG TUMENGGUNG
MAGANG DIRAJA DAN JINGGANANOM GAYA LOSARI
Kedua tarian ini berkarakter putra bersifat
gagah dengan ciri-ciri kualitas tenaga kuat dan jangkauan ruang yang luas
dengan tempo cepat. Gending yang mengiringi tari Tumenggung Magang Diraja
adalah Gending Tumenggung atau Barlen, sedangkan tari Jinggananom diiringi
dengan musik Bendrong.
|
SAMPYONG
Sampyong atau ujungan merupakan salah satu seni pertunjukan rakyat yang
diwarnai unsur tari, olahraga, bela diri, kekebalan dan unsur magic.
Alat yang digunakan untuk adu kekuatan yaitu tongkat rotan ukuran panjang
kurang lebih 125 cm. Waditra yang digunakan adalah bedug, ketuk kenong,
gendang, gong, dan kecrek. jumlah wiyaga hanya 5 orang. Sampyong atau ujungan
berkembang di wilayah utara diantaranya daerah cirebon utara dan
kapetakan (Bedulan).
|
BUROQ
Kesenian Buroq lahir di Cirebon
diperkirakan tahun 1920 di desa Kalimaro Kecamatan Babakan. Penciptanya yaitu
Bapak Ta'al.
Genjring Buroq merupakan kesenian
helaran atau arak-arakan terutama dalam khitanan untuk mengarak pengantin
sunat. Waditra yang digunakan adalah 4 buah genjring, gong, gitar, biola dsb.
Peralatan boneka Buroq terdiri dari boneka yang berbadan kuda bersayap dan
berkepala wanita cantik, sepasang boneka ondel-ondel, macan tutul dsb.
|
SINGA DEPOK
Merupakan salah satu
jenis seni baru yang tumbuh dan berkembang di Kabuapten Cirebon, kesenian ini
berkembang di masyarakat untuk kebutuhan helaran dalam acara syukuran khitanan.
Dalam pagelarannya
kesenian Singa Depok lebih menitiberatkan pada atraksi gerak sisingaan yang
dimainkan secara berkelompok. Adapun musik iringannya terdiri dari harmonisasi,
kendang, trompet dan gong.
0 Komentar